Harry Potter

Harry Potter


Harry Potter
Harry Potter wordmark.svg
Logo Harry Potter, digunakan pertama kali dalam seri novel edisi Amerika Serikat dan kemudian dalam seri film.
PengarangJ.K. Rowling
NegaraBritania Raya
BahasaInggris
GenreFantasi, Fiksi remaja, MisteriCerita seru, Bildungsroman, Peralihan usia, Realisme sihir
PenerbitBloomsbury Publishing (Britania Raya)
Scholastic Press (Amerika Serikat)
Tanggal rilis29 Juni 1997 – 21 Juli 2007
Jenis mediaCetak (sampul keras & sampul biasa)
Buku audio
Buku elektronik
Halaman3407 total
Edisi Indonesia
JudulHarry Potter
PenerjemahListiana Srisanti
PenerbitGramedia Pustaka Utama
Tanggal terbitSeptember 2000 – Januari 2008
Halaman5248 total
Seri1. Harry Potter dan Batu Bertuah
2. Harry Potter dan Kamar Rahasia
3. Harry Potter dan Tawanan Azkaban
4. Harry Potter dan Piala Api
5. Harry Potter dan Orde Phoenix
6. Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran
7. Harry Potter dan Relikui Kematian
Harry Potter adalah seri tujuh novel fantasi yang dikarang oleh penulis InggrisJ. K. Rowling. Novel ini mengisahkan tentang petualangan seorang penyihirremaja bernama Harry Potter dan sahabatnya, Ronald Weasley dan Hermione Granger, yang merupakan pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts. Inti cerita dalam novel-novel ini berpusat pada upaya Harry untuk mengalahkan penyihir hitam jahat bernama Lord Voldemort, yang berambisi untuk menjadi makhluk abadi, menaklukkan dunia sihir, menguasai orang-orang nonpenyihir, dan membinasakan siapapun yang menghalangi jalannya, terutama Harry Potter.
Sejak dirilisnya novel pertama, Harry Potter and the Philosopher's Stone (di Indonesia diterbitkan dengan judul Harry Potter dan Batu Bertuah) pada tanggal 30 Juni 1997, seri ini telah mendapatkan popularitas besar, berbagai pujian kritis, dan kesuksesan komersial di seluruh dunia.[1] Beberapa kritikus juga melontarkan kritikan negatif, terutama karena temanya yang gelap. Pada Juli 2013, seri ini telah terjual sekitar 450 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya sebagai novel seri paling laris sepanjang masa, dan telah diterjemahkan ke dalam 73 bahasa.[2][3] Empat novel terakhir secara berturut-turut mencetak rekor sebagai buku dengan penjualan tercepat dalam sejarah.
Dengan memuat banyak genre, termasuk fantasi dan bildungsroman (dengan unsur mistericerita seru, petualangan, dan roman), seri ini telah melahirkan banyak makna dan referensi budaya.[4][5][6][7] Menurut Rowling, tema utama dalam seri ini adalah kematian.[8] Terdapat juga tema lainnya, seperti prasangka dan korupsi.[9]
Penerbit awal novel-novel Harry Potter adalah Bloomsbury di Britania Rayadan Scholastic Press di Amerika Serikat. Di samping itu, seri ini telah diterbitkan oleh berbagai penerbit di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Keseluruhan novel, dengan novel ketujuh dibagi menjadi dua bagian, telah diadaptasi menjadi delapan seri filmoleh Warner Bros. Pictures, dan menjadi film seri paling sukses sepanjang masa. Seri Harry Potter juga telah menghasilkan berbagai merek dagang yang berhubungan dengan cerita, menjadikan merek Harry Potter bernilai lebih dari $15 milyar.[10] Selain itu, terkait dengan kesuksesan novel dan film-filmnya, Rowling telah menjadi penulis terkaya sepanjang sejarah kesusasteraan.[11]Harry Potter juga dijadikan sebagai tema taman hiburan seperti The Wizarding World of Harry Potter di Islands of Adventure, Universal Parks & Resorts.

Plot

Complete set of the seven books of the Harry Potter series.
Set lengkap ketujuh novel Harry Potter.
Novel ini mengisahkan tentang Harry Potter, seorang anak laki-laki yatim piatu yang pada usia sebelas tahun mengetahui bahwa ia adalah seorang penyihir, hidup dalam dunia biasa nonsihir, atau Muggle.[12] Kemampuan sihirnya adalah bawaan dan ia diundang untuk menghadiri sekolah yang mengajarkan tentang keterampilan dan pengetahuan sihir.[13] Harry kemudian menjadi pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts, dan di sana sebagian besar kisah novel berlangsung. Di Hogwarts, Harry melalui masa-masa remajanya, ia belajar untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya: sihir, sosial dan emosional, termasuk permasalahan remaja biasa seperti cinta, persahabatan, dan ujian sekolah, serta ujian terbesar untuk mempersiapkannya dalam menghadapi konfrontasi yang ada di depannya.[14]
Setiap novel mengisahkan tentang satu tahun kehidupan Harry,[15] dengan peristiwa novel yang berlangsung antara tahun 1991-1998.[16] Kisah novel ini juga mengandung banyak kilas balik, yang sering dialami oleh Harry saat melihat kenangan karakter lain melalui benda sihir yang disebut Pensieve.
Lingkungan pengisahan yang dibuat oleh Rowling benar-benar terpisah dari realitas, namun masih terkait erat satu sama lainnya. Jika tanah fantasi Narnia adalah dunia alternatif dan Dunia Tengah Lord of the Rings adalah dunia magis, maka dunia sihir Harry Potter secara paralel ada di dalam dunia nyata yang mengandung versi magis dari unsur-unsur biasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Harry Potter, banyak institusi dan lokasi yang dikenali, misalnya London.[17] Dunia Harry Potter terdiri dari sekumpulan jalan-jalan tersembunyi yang diabaikan manusia biasa, tempat minum kuno, puri di wilayah sepi, dan kastil terpencil yang tidak terlihat oleh populasi Muggle.[13]

Tahun-tahun awal

Model kastil Hogwarts, tempat Harry mempelajari pendidikan sihir dan menjadi latar tempat hampir di keseluruhan cerita novel.
Dalam bab pertama di novel pertama, Harry Potter dan Batu Bertuah, dikisahkan bahwa peristiwa yang luar biasa telah terjadi di dunia sihir, suatu peristiwa yang sangat luar biasa, bahkan para Muggle melihat tanda-tandanya. Latar belakang mengenai peristiwa luar biasa ini dan sosok Harry Potter diungkapkan secara bertahap sepanjang seri. Setelah bab pendahuluan, kisah novel melompat bertahun-tahun kemudian, saat sebelum ulang tahun kesebelas Harry Potter, dan pada titik ini, latar belakang Harry Potter mulai terungkap.
Kontak pertama Harry dengan dunia sihir adalah melalui seorang manusia setengah raksasa bernama Rubeus Hagrid, penjaga dan juru kunci di Hogwarts. Hagrid mengungkapkan tentang sejarah masa lalu Harry.[18] Melalui cerita Hagrid, Harry mengetahui bahwa saat ia bayi, ia menyaksikan pembunuhan orangtuanya oleh seorang penyihir hitam jahat bernama Lord Voldemort, yang kemudian juga berupaya untuk membunuhnya.[18] Untuk alasan yang tidak diketahui, mantra yang dilontarkan oleh Voldemort untuk membunuh Harry berbalik kepadanya. Harry selamat dengan menyisakan bekas luka berbentuk sambaran petir di dahinya sebagai bukti atas serangan tersebut, dan Voldemort menghilang. Setelah selamat dari serangan Voldemort, Harry menjadi seorang legenda hidup dalam dunia sihir. Namun, atas perintah dari seorang penyihir terhormat dan terkenal bernama Albus Dumbledore, Harry yang yatim piatu dititipkan pada kerabat Muggle nya yang tidak menyenangkan, keluarga Dursley. Keluarga Dursley bersedia untuk merawat Harry, namun memutuskan untuk merahasiakan hal-hal magis darinya dengan harapan bahwa Harry akan tumbuh "normal".[18]
Dengan bantuan Hagrid, Harry bersiap untuk menjalani tahun pertamanya di Hogwarts. Harry pun mulai menjelajahi dunia sihir, pembaca akan diperkenalkan pada berbagai lokasi utama yang digunakan di sepanjang seri. Harry bertemu dengan sebagian besar karakter utama dalam seri, termasuk dua tokoh yang kelak akan menjadi sahabat baiknya: Ron Weasley, seorang penyihir yang berasal dari keluarga penyihir murni, kuno, namun miskin, dan Hermione Granger, seorang penyihir cerdas yang berasal dari keluarga nonpenyihir atau Muggle.[18][19] Di Hogwarts, Harry juga bertemu dengan guru ramuan Severus Snape, yang menunjukkan kebencian dan ketidaksukaannya pada Harry. Plot buku pertama diakhiri dengan konfrontasi antara Harry dan Lord Voldemort untuk kedua kalinya; Voldemort berupaya untuk memperoleh kembali keabadian dengan cara mendapatkan kekuatan dari Batu Bertuah, zat yang memberikannya kehidupan yang kekal, dan Harry beserta teman-temannya berusaha untuk menggagalkannya.[18]
Seri dilanjutkan dengan Harry Potter dan Kamar Rahasia, yang mengisahkan tentang tahun kedua Harry di Hogwarts. Harry dan teman-temannya menyelidiki misteri 50 tahun yang lalu terkait dengan peristiwa mencekam yang kembali terjadi di sekolah. Adik perempuan Ron, Ginny Weasley, menjalani tahun pertamanya di Hogwarts, dan menemukan sebuah buku harian yang ternyata merupakan buku harian milik Voldemort saat ia masih bersekolah di Hogwarts. Ginny dikuasai oleh Voldemort melalui buku hariannya dan menuntunnya untuk membuka jalan ke "Kamar Rahasia", melepaskan monster kuno yang menyerang para siswa di Hogwarts. Novel ini menggali tentang sejarah Hogwarts dan legenda seputar Kamar Rahasia. Untuk pertama kalinya, Harry mengetahui bahwa prasangka rasial mengenai "darah murni" dan "darah kotor" juga ada dalam dunia sihir, dan bahwa saat Voldemort berkuasa, penyihir keturunan Muggle atau "berdarah campuran" sering dijadikan sasaran teror. Harry juga mengetahui bahwa ia bisa berbicara Parseltongue (bahasa ular), pemilik kemampuan tersebut sangat jarang dan sering dikaitkan dengan Ilmu hitam. Novel ini berakhir setelah Harry menyelamatkan kehidupan Ginny dengan membunuh Basilisk dan menghancurkan buku harian tersihir yang menjadi sumber masalah.
Novel ketiga, Harry Potter dan Tawanan Azkaban, mengisahkan tentang tahun ketiga Harry di Hogwarts. Ini adalah satu-satunya novel Harry Potter yang tidak menampilkan Voldemort dalam ceritanya. Sebaliknya, Harry mengetahui bahwa ia menjadi target Sirius Black, seorang pembunuh yang melarikan diri dari penjara sihir, dan diyakini ikut terlibat dalam kematian orangtua Harry. Setelah Harry dilemahkan oleh dementor – makhluk sihir hitam yang memiliki kekuatan untuk melahap jiwa manusia – yang ditempatkan di Hogwarts untuk melindungi sekolah, Harry bertemu dengan Remus Lupin, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang kemudian terungkap bahwa ia merupakan manusia serigala. Lupin mengajarkan Harry langkah-langkah pertahanan tingkat atas terhadap sihir hitam, terutama dementor, yang umumnya belum dipelajari oleh siswa seusianya. Harry kemudian mengetahui bahwa Lupin dan Black dahulunya adalah sahabat ayahnya, dan Black dijebak oleh teman mereka yang lainnya, Peter Pettigrew.[20] Dalam novel ini, terungkap bahwa tidak satupun guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang bertahan lebih dari satu tahun ajaran, dan hal ini selanjutnya berulang dalam novel-novel berikutnya.

Kembalinya Voldemort[sunting | sunting sumber]

"The Elephant House", a small, painted red café where Rowling wrote a few chapters of Harry Potter and the Philosopher's Stone.
"The Elephant House" – kafe di Edinburgh tempat Rowling menulis bab-bab pertama Harry Potter.
Selama tahun keempat Harry di Hogwarts (dikisahkan dalam Harry Potter dan Piala Api), Harry secara tidak terduga terpilih sebagai peserta Turnamen Triwizard; kontes sihir berbahaya di mana Harry harus bersaing melawan penyihir-penyihir "jagoan" dari sekolah-sekolah sihir lainnya, dan juga siswa dari Hogwarts sendiri.[21] Selama turnamen, Harry dipandu oleh Profesor Alastor "Mad-Eye" Moody, yang kemudian diketahui adalah seorang penipu –salah satu pendukung Voldemort bernama Barty Crouch, Jr yang menyamar. Pada titik ini, terjadi pergeseran pengisahan dari yang sebelumnya hanya berupa firasat, dugaan, dan ketidakpastian, menjadi suatu konflik terbuka. Rencana Voldemort dengan menyusupkan Crouch ke dalam turnamen untuk membawa Harry padanya berhasil. Meskipun pada akhirnya Harry berhasil lolos dari Voldemort, Cedric Diggory, wakil Hogwarts lainnya dalam Turnamen Triwizard, terbunuh, dan Voldemort kembali memasuki dunia sihir dengan fisik utuh.
Dalam buku kelima, Harry Potter dan Orde Phoenix, Harry kembali berhadapan dengan Voldemort yang baru bangkit. Dalam menanggapi kemunculan Voldemort, Dumbledore kembali mengaktifkan Orde Phoenix, yaitu perkumpulan rahasia yang bergiat dari rumah keluarga Sirius Blackyang bertujuan untuk menghadapi pelahap maut Voldemort dan melindungi siapapun yang menjadi target Voldemort, terutama Harry. Meskipun Harry dan Dumbledore telah menjelaskan tentang kembalinya Voldemort, Kementerian Sihir dan kebanyakan masyarakat sihir lainnya menolak mempercayai bahwa Voldemort telah kembali.[22] Dalam upaya untuk melawan dan mendiskreditkan Dumbledore, Kementerian menunjuk Dolores Umbridge sebagai Inkuisitor Agung Hogwarts. Umbridge lalu mengubah Hogwarts menjadi rezim diktator dan melarang siswa mempelajari cara-cara untuk mempertahankan diri dalam melawan sihir hitam.[22]
Harry kemudian membentuk "Laskar Dumbledore", sebuah kelompok belajar rahasia di mana Harry bertugas untuk mengajari teman-temannya keterampilan sihir Pertahanan terhadap Ilmu Hitam tingkat tinggi yang telah ia pelajari. Harry mengetahui bahwa ada ramalan penting mengenai dirinya dan Voldemort, dan ramalan inilah yang telah memicu Voldemort untuk membunuh orang tua Harry.[23] Harry juga mengetahui bahwa ia dan Voldemort memiliki koneksi yang tidak diinginkan, dan menyakitkan setiap kali koneksi itu muncul, yang membuat Harry bisa menyaksikan tindakan Voldemort secara telepati. Dalam klimaks novel ini, Harry dan teman-temannya bertempur secara langsung menghadapi Pelahap Maut. Meskipun kedatangan tepat waktu para anggota Orde Phoenix menyelamatkan nyawa Harry dan teman-temannya, Sirius Black terbunuh dalam pertarungan ini.[22]
Dalam buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran, Voldemort mulai melancarkan perang terbuka. Di Hogwarts, Harry dan teman-temannya yang beranjak remaja secara relatif terlindungi dari bahaya. Mereka terlibat dalam berbagai permasalahan remaja, dan Harry akhirnya mulai berkencan dengan Ginny Weasley. Di awal-awal cerita, Harry menemukan buku ramuan tua yang penuh dengan coretan dan instruksi-instruksi tidak resmi dari sang pemilik buku yang misterius; si "Pangeran Berdarah Campuran". Buku ini dengan cepat menjadi sumber kesuksesan Harry dalam kelas ramuan, namun karena berbagai mantra ilegal yang tertulis di dalamnya, buku ini juga menjadi sumber kekhawatiran, terutama dari Hermione. Pada tahun ini, Harry juga mengikuti pelajaran privat dengan Dumbledore, yang menunjukkan pada Harry berbagai kenangan tentang kehidupan awal Voldemort. Selama pelajaran privatnya, terungkap bahwa untuk mempertahankan hidupnya, Voldemort telah membagi jiwanya menjadi potongan-potongan, menciptakan serangkaian horcrux, benda dengan kekuatan jahat yang tersembunyi di berbagai lokasi, dan salah satunya adalah buku harian yang dihancurkan Harry dalam buku kedua.[24] Musuh Harry yang arogan, Draco Malfoy, berusaha untuk membunuh Dumbledore di sepanjang novel. Upaya Malfoy ini memuncak dengan terbunuhnya Dumbledore oleh Profesor Snape; si "Pangeran Berdarah Campuran" yang sebenarnya.
Novel terakhir dalam seri, Harry Potter dan Relikui Kematian, dimulai langsung setelah peristiwa dalam buku keenam. Voldemort sukses menguasai dan mengontrol Kementerian Sihir. Harry, Ron, dan Hermione memutuskan untuk tidak kembali ke Hogwarts dan memulai upaya mereka untuk menemukan dan menghancurkan horcrux Voldemort yang tersisa. Untuk memastikan keselamatan mereka sendiri serta keluarga dan teman-teman mereka, ketiganya terpaksa mengisolasi diri mereka di lokasi-lokasi yang tidak terlacak. Dalam petualangan mereka mencari horcrux, mereka bertiga mengetahui detil tentang masa lalu Dumbledore, tentang benda lainnya yang disebut hallow yang bisa digunakan untuk menangkal horcrux, serta motif Snape yang sebenarnya – ia bekerja untuk Dumbledore sejak pembunuhan ibu Harry.
Buku ketujuh ini memuncak dalam Pertempuran Hogwarts. Harry, Ron, dan Hermione beserta anggota Orde Phoenix, para guru, dan siswa Hogwarts, bertempur untuk mempertahankan Hogwarts dari Voldemort, Pelahap Mautnya, dan berbagai makhluk gaib. Beberapa karakter utama tewas dalam pertempuran gelombang pertama. Setelah mengetahui bahwa ia sendiri adalah horcrux, Harry menyerahkan dirinya kepada Voldemort, yang melontarkan kutukan maut padanya. Namun, para pejuang Hogwarts tidak menyerah. Meskipun mereka meyakini bahwa Harry telah tewas, mereka terus berjuang. Harry, yang sebenarnya berhasil kembali dari situasi antara hidup dan kematian dan kemudian berpura-pura mati, akhirnya menghadapi Voldemort, yang semua horcruxnya telah hancur. Dalam pertempuran berikutnya, Voldemort terbunuh oleh kutukannya sendiri yang berbalik. Di akhir novel, terdapat sebuah epilog yang menceritakan tentang kehidupan para karakter yang bertahan hidup dan keberlangsungan dunia sihir.
Sampul-sampul novel Harry Potter edisi Amerika Serikat.

Karya tambahan[sunting | sunting sumber]

Rowling telah memperluas dunia Harry Potter dengan menulis beberapa buku singkat yang diproduksi untuk berbagai kegiatan amal.[25][26] Pada tahun 2001, Rowling merilis Hewan-Hewan Fantastis dan Di Mana Mereka Bisa Ditemukan(buku teks Hogwarts yang diakui) dan Quidditch dari Masa ke Masa (buku yang dibaca Harry sebagai selingan). Hasil dari penjualan dua buku tersebut disumbangkan kepada badan amal Comic Relief.[27] Pada tahun 2007, Rowling menerbitkan tujuh salinan tulisan tangan dari Kisah-Kisah Beedle Si Juru Cerita, kumpulan dongeng penyihir yang disebutkan dalam novel terakhir. Hasil penjualan buku ini digunakan untuk membantu Children's High Level Group, badan amal yang menyediakan dana bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental di negara-negara miskin. Buku ini diterbitkan secara internasional pada tanggal 4 Desember 2008.[28][29] Rowling juga menulis sebuah prekuel sepanjang 800 kata pada tahun 2008 sebagai bagian dari kampanye pengumpulan dana yang diselenggarakan oleh penjual buku Waterstones.[30] Ketiga buku di atas berisi informasi tambahan tentang dunia sihir yang tidak dijelaskan dalam novel aslinya. Pada tahun 2011, Rowling meluncurkan situs web untuk proyek barunya yang disebut Pottermore.[31] Pottermore dibuka untuk umum pada 14 April 2012.[32] Pottermore ini memungkinkan pengguna untuk diseleksi, dipilih menurut tongkat sihir mereka, dan memainkan berbagai permainan mini. Tujuan utama dari situs web ini adalah mengajak pengguna untuk berpetualang ke sepanjang cerita dengan akses ke konten-konten yang tidak diungkapkan oleh Rowling sebelumnya, dengan lebih dari 18.000 kata konten tambahan.[33]

Struktur dan genre

Novel-novel Harry Potter tergolong ke dalam genre sastra fantasi, namun, dalam banyak hal novel-novel ini juga bisa dikategorikan bildungsromans, atau novel transisi usia,[34] serta juga mengandung unsur-unsur seperti misteri, petualangan, thriller, dan romanHarry Potter dianggap sebagai bagian dari kisah-kisah mengenai sekolah asrama anak di Inggris, sama seperti Stalky & Co. Rudyard KiplingMalory Towers nya Enid Blyton, seri St. Clare dan Naughtiest Girl, serta Billy Bunter karya Frank Richards. Novel-novel Harry Potter berlatar tempat di Hogwarts, sebuah sekolah asrama fiksi untuk para penyihir di Inggris, dengan kurikulumnya yang mengajarkan tentang pendidikan sihir.[35] Secara tidak langsung, Harry Potter dipengaruhi oleh Tom Brown's School Days karya Thomas Hughes dan novel-novel era Victoria dan Edwardian lainnya yang menceritakan tentang kehidupan di sekolah publik Britania.[36][37] Menurut Stephen KingHarry Potter adalah "cerita misteri yang cerdik",[38] dan masing-masing novel dikembangkan dengan pendekatan misteri petualangan bergaya Sherlock Holmes. Cerita dikisahkan dari sudut pandang orang ketiga tunggal, kecuali dalam beberapa bab (misalnya dalam bab pertama Harry Potter dan Batu BertuahPiala Api, dan dua bab pertama Pangeran Berdarah Campuran).
Di tengah-tengah cerita di masing-masing novel, Harry menemui berbagai masalah dan melanggar berbagai peraturan sekolah saat berupaya untuk memecahkan permasalahan tersebut. Jika ada siswa yang tertangkap melanggar peraturan sekolah, maka mereka akan dihukum oleh profesor Hogwarts. Penggunaan hukuman ini sering ditemui dalam novel-novel dengan sub-genre sekolah berasrama.[35] Namun, cerita di masing-masing novel selalu mencapai klimaksnya pada waktu musim panas, mendekati atau setelah diselenggarakannya ujian akhir, dan Harry harus berhadapan dengan Voldemortatau salah satu Pelahap Maut nya, dengan taruhan hidup dan mati. Seiring dengan perkembangan seri, satu atau lebih karakter tewas dalam empat novel terakhir.[39][40] Sebagai dampaknya, Harry mulai mempelajari pelajaran-pelajaran penting melalui eksposisi dan berdiskusi dengan kepala sekolah sekaligus mentornya, Albus Dumbledore.
Dalam novel terakhir, Harry Potter dan Relikui Kematian, Harry dan teman-temannya menghabiskan sebagian besar waktu mereka jauh dari Hogwarts, dan hanya kembali ke sana untuk menghadapi Voldemort di bab-bab terakhir novel.[39] Untuk melengkapi format bildungsroman, dalam novel ini Harry mulai tumbuh dewasa, kehilangan kesempatan untuk menjalani tahun terakhirnya sebagai murid di Hogwarts, harus bertindak sebagai orang dewasa, dan masyarakat di dunia sihir bergantung pada keputusannya.[41]

Tema

Menurut Rowling, tema utama dalam seri Harry Potter adalah kematian: "Buku saya sebagian besar tentang kematian. Dibuka dengan kematian orang tua Harry. Ada obsesi Voldemort untuk menaklukkan kematian dan menemukan keabadiandengan harga apapun, tujuan setiap orang yang memiliki kemampuan sihir. Saya jadi mengerti kenapa Voldemort ingin mengalahkan kematian. Kita semua takut pada hal itu."[8]
Para akademisi dan jurnalis telah mengembangkan penafsiran lain yang terkait dengan tema dalam novel, beberapa di antaranya lebih kompleks daripada yang lain, dan beberapa yang lainnya juga menyatakan terdapat tema politik. Tema-tema seperti normalitas, penindasan, kelangsungan hidup, dan pemaksaan kehendak dianggap sebagai tema lazim yang terdapat di seluruh seri.[42] Selain itu, tema tentang perjalanan menuju masa remaja dan penderitaan juga terdapat dalam novel.[43] Rowling sendiri menyatakan bahwa bukunya terdiri dari "argumen berkepanjangan untuk toleransi, permohonan berkepanjangan untuk mengakhiri kefanatikan", dan juga untuk menyampaikan pesan mengenai "permasalahan kebijaksanaan dan tidak mengasumsikan bahwa pemaksaan dan tekanan akan memberitahumu seluruh kebenaran".[44]
Tema lainnya yang bisa ditemukan dalam novel adalah kekuasaan/penyalahgunaan kekuasaan, cinta, prasangka, dan pilihan bebas. Tema-tema ini, menurut Rowling, "sangat mengakar kuat di seluruh plot cerita", penulis lebih suka membiarkan tema "tumbuh secara alami", daripada berusaha untuk menyampaikan ide-ide tersebut kepada para pembaca.[9] Tema lainnya yang selalu ada dalam cerita adalah masa remaja. Menurut Rowling, penggunaan tema ini bertujuan untuk menggambarkan perkembangan seksualitas karakternya dan tidak membiarkan Harry "terjebak dalam situasi pra-remaja permanen".[45] Rowling menyatakan bahwa menurutnya, signifikansi tema moral dalam cerita tampak "jelas menyilaukan". Kunci cerita menurut Rowling adalah pilihan antara apa yang benar dan apa yang mudah, "karena hal itu adalah bagaimana tirani dimulai, dengan orang-orang apatis yang mengambil rute mudah dan tiba-tiba menemukan dirinya dalam kesulitan besar."[46]

Penciptaan dan publikasi

J.K. Rowling, a blond, blue-eyed woman, who is the author of the series.
J. K. Rowling, pencipta Harry Potter.
Pada tahun 1990, Rowling berada di kereta yang penuh sesak dari Manchester ke London ketika ide mengenai Harry tiba-tiba "jatuh ke kepalanya". Rowling memberikan penjelasan tentang pengalamannya di situs webnya:[47]
Rowling menyelesaikan Harry Potter dan Batu Bertuah pada tahun 1995 dan naskah novel itu dikirimnya pada beberapa agen penerbitan.[48] Agen kedua yang dikiriminya naskah, Christopher Little, menawarkan untuk mewakilinya mengirimkan naskah tersebut pada penerbit Bloomsbury. Setelah ditolak oleh delapan penerbit, Bloomsbury akhirnya menawari Rowling uang muka sebesar £2.500 untuk menerbitkan novel tersebut.[49][50] Meskipun Rowling menyatakan bahwa ia tidak memiliki target khusus mengenai usia pembacanya ketika ia mulai menulis buku-buku Harry Potter, penerbit pada awalnya menetapkan target pembacanya adalah anak-anak yang berusia antara sembilan hingga sebelas tahun.[51] Pada malam sebelum penerbitan, Rowling diminta oleh penerbitnya untuk menggunakan nama pena yang lebih netral-gender, supaya dapat menarik anak laki-laki dalam jangkauan umur tersebut, karena mereka khawatir bahwa anak laki-laki tidak akan tertarik membaca novel yang mereka ketahui ditulis oleh seorang wanita. Ia memilih untuk menggunakan nama J. K. Rowling (Joanne Kathleen Rowling), menggunakan nama neneknya sebagai nama keduanya karena ia tidak memiliki nama tengah.[50][52]
Harry Potter and the Philosopher's Stone diterbitkan oleh Bloomsbury, penerbit semua buku-buku Harry Potter di Britania Raya, pada tanggal 30 Juni 1997.[53] Novel ini diterbitkan di Amerika Serikat pada 1 September 1998 oleh Scholastic, yang menerbitkannya dengan judul Harry Potter and the Sorcerer's Stone,[54] setelah sebelumnya Rowling menerima bayaran sebesar US$105.000 untuk hak penerbitan di Amerika Serikat – harga yang sangat luar biasa bagi sebuah buku anak-anak yang dikarang oleh pengarang yang tidak dikenal pada saat itu.[55] Khawatir bahwa para pembaca di Amerika tidak akan mengerti kata "philosoper" atau tidak menganggapnya sebagai tema magis (meskipun "Philosoper's Stone" atau batu filsuf terkait dengan alkimia), Scholastic bersikeras untuk mengganti judul novel tersebut menjadi Harry Potter and the Sorcerer's Stone untuk pasar Amerika.
Buku kedua, Harry Potter dan Kamar Rahasia, awalnya diterbitkan di Britania Raya pada tanggal 2 Juli 1998 dan di AS pada 2 Juni 1999. Harry Potter dan Tawanan Azkaban kemudian diterbitkan setahun kemudian di Britania Raya pada 8 Juli 1999, dan di Amerika Serikat pada 8 September 1999.[56] Harry Potter dan Piala Api diterbitkan pada 8 Juli 2000 di waktu yang bersamaan oleh Bloomsbury dan Scholastic.[57] Harry Potter dan Orde Phoenix adalah buku terpanjang dalam seri, dengan tebal 766 halaman dalam versi Inggris dan 870 halaman dalam versi Amerika Serikat.[58] Orde Phoenix diterbitkan secara serentak di negara-negara yang berbahasa Inggris pada tanggal 21 Juni 2003.[59] Dua tahun kemudian, Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran diterbitkan pada 16 Juli 2005, dan terjual sebanyak 9 juta eksemplar dalam waktu 24 jam setelah perilisannya di seluruh dunia.[60][61] Buku ketujuh sekaligus yang terakhir, Harry Potter dan Relikui Kematian, diterbitkan pada 21 Juli 2007.[62] Buku ini terjual sebanyak 11 juta eksemplar dalam 24 jam pertama setelah perilisannya, dengan rincian 2,7 juta eksemplar di Britania Raya dan 8,3 juta eksemplar di Amerika Serikat.[61]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah hand and body lotion

Putri duyung

Sejarah lilin